Kutipan adalah pinjaman pendapat dari
seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah,
surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.
Tujuan: pengokohan argumentasi dalam
sebuah karangan.
Fungsi:
·
Landasan teori.
·
Penguat pendapat
penulis.
·
Penjelasan suatu
uraian.
·
Bahan bukti untuk
menunjang pendapat itu.
Hal yang perlu diperhatikan
dalam mengutip:
1.
Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2.
Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan
ketelitian kutipan.
3.
Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4.
Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
5.
Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung
atau kutipan tak langsung.
6.
Teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber
rujukan.
Prinsip Mengutip
a.
Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik
kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan,
penulis harus memberi keterangan.
Contoh:
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam
uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam
kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
1) ‘Tugas bank antara lain
memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain
memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan
aslinya.
b.
Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan
syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Cara:
1.
Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu
alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
2.
Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin
kiri sampai ke margin kanan).
Jenis Kutipan
- Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber
teks asli.
- Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil inti sarinya saja.
- Kutipan pada catatan kaki.
- Kutipan atas ucapan lisan.
- Kutipan dalam kutipan .
- Kutipan langsung pada materi.
Cara Mengutip
a.
Kutipan Langsung,
1.
Yang tidak lebih dari empat baris:
a.
Kutipan diintegrasikan dengan teks.
b.
Jarak antar baris kutipan dua spasi.
c.
Kutipan diapit dengan tanda kutip.
d.
Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang
dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan
menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat kutipan itu diambil.
2.
Yang lebih dari
empat baris:
a.
kutipan
dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
b.
Jarak antar baris
kutipan satu spasi.
c.
Kutipan dimasukkan
5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7
ketukan.
d.
Kutipan diapit oleh
tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
e.
Di belakang kutipan
diberi sumber kutipan (seperti pada 1).
b.
Kutipan tak
langsung
1.
Kutipan
diintegrasikan dengan teks.
2.
Jarak antar baris
kutipan spasi rangkap.
3.
Kutipan tidak
diapit tanda kutip.
4.
Sesudah selesai
diberi sumber kutipan.
c.
Kutipan pada
catatan kaki
Kutipan
selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan
diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
- Kutipan atas ucapan lisan
Harus
dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak
langsung.
e.
Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi
bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
1.
Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan
dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2.
Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan
dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai
tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
f.
Kutipan langsung
pada materi
Kutipan
langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat
berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang
berbicara.
Contoh:
“Jelas,”
kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata
bahasa Sansekerta.”
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam
lampiran.
Contoh-contoh Kutipan:
Kutipan Langsung
1.
“Dan di antara
manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih ridha Allah SWT. Dan adalah
Allah Maha Penyantun terhadap hamba hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207).
2.
“Ada informasi
pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah
ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy
Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).
3.
Kesimpulan dari
penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur
tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di
daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).
4.
Gerak manipulatif
adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau
bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap
bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315).
5.
Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3)
Kutipan Tidak Langsung
1.
Alqur’an
memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam
semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30]
ayat 22.
2.
Dalam karangannya,
lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa
puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin
di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid
Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).
3.
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan
kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi
(Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).
4.
Seperti dikatakan
oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang
bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis
bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
5.
Argumentasi pada
dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan
pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf,
1983:3).